Oleh: Marlaf Sucipto
Pemuda
jebolan salah satu pondok pesantren di Banyuwangi ini menginisiasi gerakan
membaca di kampungnya sambil berjualan jamu khas Indonesia. Ia menekuni
profesinya sudah sejak tahun 2011. Ia mendirikan perpustakaan umum di rumahnya
yang welcome kepada siapa pun yang berkenan datang mengeja aksara. Termasuk
juga bila mau sharing seputar agenda “bagi-bagi manfaat”, baik yang
telah diselenggarakan, di-planing, maupun yang ditawarkan oleh mereka
yang berkenan datang tersebut.
Perpustakaan
Kang Fauzi-sapaan khasnya Ahmad Fauzi, menjadi “besar” saat ia memenangi salah
satu lomba yang diselenggarakan oleh India. Berkat ide kreatif Kang Fauzi, dari
India ia mendapatkan uang setara Rp. 300 juta. Uang ini kemudian yang dibuat
membangun perpustakaan dari yang awalnya ia menggunakan bangunan tak terpakai
milik pemerintah desa.
Koleksi buku
bacaan di perpustakaan ini, baragam. Mulai tingkat anak-anak sampai dewasa.
Dewasa maksudnya, buku-buku yang hanya bisa dicerna oleh mereka yang terbiasa
membaca dan memiliki kedalaman pengetahuannya laiknya orang yang sekolah kemudian
mendapatkan gelar sarjana atau di atasnya.
Perpustakaan
Kang Fauzi, juga telah dilengkapi dengan wi-fi gratis untuk menjangkau
alam luar hanya dengan menggerakkan jari. Berkah akses wi-fi gratis
inilah, bajibun anak-anak yang asik browsing ria menggunakan smartphone-nya
masing-masing.
Karena
perpustakaan ini berada di lingkungan orang Muslim, setiap sore setelah sholat
asyar, banyak anak-anak yang belajar agama Islam dan setelah Isya’, di
antaranya ada juga yang belajar mengaji al-Quran.
Perpustakaan
ini menjadi khas, karena selain terpusat di rumahnya Kang Fauzi, setiap hari,
sejak jam 07:00-11:00 Wib, Kang Fauzi sambil berjualan jamu, membawa buku-buku
koleksinya yang ditawarkan secara gratis untuk dibaca kepada pelanggannya. Saat
berjualan jamu, Kang Fauzi berkeliling kampung kemudian mangkal di
pabrik-pabrik di sekitar rumahnya.
Selain itu,
Kang Fauzi juga memasok buku-bukunya ke warkop-warkop di sekitar rumahnya.
Setiap minggu sekali, buku tersebut diganti dengan buku-buku yang lain.
Saat weekand
tiba, berbekal kendaraan bermotor roda tiga bantuan dermawan, Kang Fauzi
“memboyong” koleksi buku-bukunya ke alun-alun kota Sidoarjo. Di situ ia
beroprasi, menawarkan buku-buku untuk dibaca dalam waktu yang lebih lama.
Buku-buku koleksinya pun, ia pinjamkan kepada mereka yang masih ingin
menuntaskan bacaannya yang belum tuntas.
Saat saya
Tanya: “Mengapa Perpustakaan yang ia gagas?”, jawabnya kurang lebih begini,
“karena perpustakaan dapat menjangkau semua segmen pengetahuan. Perpustakaan
menjadi jendela awal untuk membuka jendela pengetahuan yang tertuang dalam
setiap bacaan”.
Di
perpustakaan ini juga merintis pendidikan berbasis terapan. Maksudnya, ilmu
pengetahuan tidak hanya selesai di titik transformasi, tapi juga berlanjut pada
uji kongrit tata taktis pengetahuan.
Kang Fauzi
menggagas gerakan ini, barangkat dari pengalamannya yang tak seberuntung
sebagian orang. Menurut penjelasan Kang Fauzi, sejak kecil ia telah ditempa
kerja keras. Ia harus membantu ibundanya (yang salah satu profesinya berjualan
jamu khas Indonesia) sejak menjelang terbit sang fajar sampai tengah malam.
Aktifitas ini ditekuni setiap hari. Jika Kang Fauzi lalai, ia dipukuli. Bahkan
karena saking kerasnya hidup, ia hampir tidak memiliki waktu bermain saat
kecil.
Inilah kemudian,
yang melatarbelakangi Kang Fauzi untuk turut urun angan dan turun tangan dalam
mencerdaskan generasi bangsa. Karena apa pun, jika tidak dilandasi oleh ilmu
pengetahuan, maka efeknya akan kalah kuat ketimbang hal yang berlandaskan ilmu
pengetahuan.
Semoga note
ini turut menginspirasi Anda untuk membuat gerakan pemberdayaan yang ritmenya
tak harus sama dengan gerakan ala Kang Fauzi. Spirit manfaat, spirit berbagi,
itu yang terpenting dari gerakan ini. “Kalau bukan kita yang peduli, terus
siapa lagi? Negeri ini besar, jika hanya dipasrahkan kepada pemerintah dalam
mengurusnya, pasti pemerintah akan kewalawan”, begitu pungkasnya di saat kami
berada di detik-detik perbincangan kemudian pulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimaksih telah sudi berkomentar...